Sabtu, 19 November 2011

BEBERAPA KESALAHAN PARA PENDIDIK


Berikut ini sebagian kesalahan yang sering dilakukan oleh para pendidik. Semoga Allah memberikan maunah (pertolongan)-Nya kepada kita untuk dapat menjauhinya dan menunjukkan kita kepada kebenaran.


1.     Ucapan pendidik tidak sesuai dengan perbuatan.
Ini  merupakan kesalahan terpenting karena anak belajar dari orangtua beberapa hal. tetapi ternyata bertentangan dengan apa yang telah diajarkannya. Tindakan ini berpengaruh buruk terhadap mental dan perilaku anak. Allah Azza Wa Jalla mencela perbuatan ini dengan firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan" (SurahAshShaff:2-3).
Bagaimana anak akan belajar kejujuran kalau ia mengetahui orang tuanya berdusta? Bagaimana anak akan belajar sifat amanah sementara ia melihat bapaknya menipu ? Bagaimana anak akan belajar akhlak baik bila orang sekitamya suka mengejek, berkata jelek dan berakhlak buruk?
 


2.     Kedua orangtua tidak sepakat atas cara tertentu dalam pendidikan anak.
Kadangkala seorang anak melakukan perbuatan tertentu di hadapan kedua orangtua. tetapi  akibatnya sang ibu memuji dan mendorong sedang sang  bapak memperingatkan dan mengancam. Anak akhimya menjadi bingung mana yang benar dan mana yang salah di antara keduanya. Dengan pengertiannya yang masih terbatas, ia belum mampu membedakan mana yang benar dan yang salah sehingga hal itu akan mengakibatkan anak menjadi bimbang dan segala urusan tidak jelas baginya.
Sementara, kalau kedua orangtua mempunyai cara yang sama dan tidak memujukkan perbedaan ini, niscaya tidak terjadi kerancuan tersebut.
 


3.     Membiarkan anak jadi korban televisi.
Media massa mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam perilaku dan perbuatan anak dan media paling berbahaya adalah televisi. Hampir tidak ada rumah yang tidak mempunyai televisi. Padahal pengaruhnya demikian luas terhadap anak maupun orang dawasa, terhadap orang-orang berpengetahuan maupun yang terbatas pengetahuannya Plomery, seorang peneliti mengatakan: "Anak pada umumnya, dan kebanyakan orang dewasa, cenderung menerima.tanpa mempertanyakan segala informasi yang tampil di film-film dan kelihatan realistis. Mereka dapat mengingat materinya dengan cara yang lebih baik ... maka akal pikiran mereka menelan begitu saja nilai-nilai yang rendah itu.
Banyak pendidik yang tidak menaruh perhatian bahwa anak mereka kecanduan menonton televisi. Padahal ini sangat berpengaruh terhadap akhlak dan fithrah mereka, sampai apa yang dinamakan dengan acara anak-anak punpenuh dengan pemikiran-pemikiran keji yang diperoleh anak melalui acara yang ditayangkan. Banyak film kartun yang berisi kisah cinta dan roman ... sampai diantara anjing atau binatang lainnya. Tidakkah Anda melihat bagaimana seekor kucing betina dalam acara itu   -  ditampilkan sangat anggun  ...  berdandan dengan bulu mata panjang dan mata yang bercelak indah ... serta buah dada yang montok ... berlenggak lenggok untuk menggaet hati sang kucing jantan."
Penampilan perang tanding untuk wanita, juga mabuk-mabukan merokok, mencuri, melakukan tipu muslihat, berdusta dan sifat-sifat lainnya yang tidak sopan... Tayangan ini semua menyerbu dunia anak dan menodai fithrah yang suci dengan dalih acara anak-anak".
Oleh karena itu anak-anak kita harus dilindungi dari perangkat yang merusak ini. Hal ini, tak diragukan lagi, bukan sesuatu yang mudah tetapi juga tidak mustahil, jika kita ingin menjaga akhlak putera-puteri  kita dan mempersiapkan mereka untuk mengemban misi agama dan umat. Semoga Allah melimpahkan ma'unah-Nya kepada kita.
 


4.     Menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada pembantu atau pengasuh.
Kesalahan yang amat serius danbanyak tejadi di masyarakat kita adalah fenomena kesibukan ibu dari peran utamanya merawat rumah dan anak-anak dengan hal-hal yang tentunya tak kalah penting dari pendidikan anak. Misalnya, sibuk dengan karir di luar rumah, atau sering mengadakan kunjungan, menghadiri pertemuan, atau hanya karena malas-malasan dan  tidak mau menangani langsung urusan anak. Padahal ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan anak dan nilai-nilai yang diserapnya Sebab,  "Anak kecil adalah orang pertama yang dirugikan dengan keluamya ibu dari rumah untuk berkarir. Ia akan kehiLangan kasih sayang, sebab sang ibu membiarkannya dalam perawatan wanita lain seperti pembantu, atau membawanya ke tempat pengasuhan. Dan bagaimanapun, anak akan kehilangan  kasih  sayang ibu. Ini berbahaya sekali terhadap kejiwaan anak dan masa depannya, karena anak berkembang tanpa kasih sayang. jika anak miskin kasih sayang, ia pun akan bertindak keras terhadap para anggota masyarakatnya, akibatnya masyarakat hidup dalam kehancuran, keretakan dan kekerasan. Teryata, orang lain tidak menaruh perhatian untuk membina anak dan mendidiknya berakhlak mulia sebagaimana yang dilakukan keluarganya. Hal ini mendatangkan mala petaka bagi anak dan masyarakat."
Terkadang pembantunya adalah orang kafir, akibatnya si anak pun terpengaruh dengan akidah yang menyimpang atau akhlak yang rusak yang didapatkan darinya.
Maka, jika kita terpaksa mengambil pembantu, usahakanlah mendapat pembantu muslimah yang baik dan usahakan tidak bersama anak kecuali sebentar saja dalam keadaan terpaksa.
 


5.     Pendidik menampakkan kelemahannya dalam mendidik anak.
Ini banyak tejadi pada ibu-ibu dan kadangkala terjadi pada bapak-bapak. Kita dapatkan, misalnya, seorang ibu berkata: "Anak ini mengesalkan. Aku tidak sanggup. Tak tahu, apa yang kuperbuat dengannya. Padahal anak mendengarkan ucapan ini maka ia pun merasa bangga dapat mengganggu ibunya dan membandel karena dapat menunjukkan keberadaannya dengan cara itu.
 


6.      Berlebihan dalam memberi hukuman dan balsan.


a.     Hukuman:
Hukuman adalah sesuatu yang disyariatkan dan termasuk salah satu sarana pendidikan yang berhasil yang sesekali mungkin diperlukan pendidik.
Namun ada yang sangat berlebihan dalam menggunakan sarana ini, sehingga membuat sarana itu berbahaya dan berakibat yang sebaliknya. Seperti kits mendengar ada orangtua yang menahan anaknya beberapa jam dikamar yang gelap jika melakukan kesalahan; ada juga yang mengikat anaknya jika berbuat sesuatu hal yang mengganggunya.
Hukuman bertingkat-tingkat, mulai dari pandangan yang mempunyai arti hingga hukuman berupa pukulan. Pendidik mungkin perlu menggunakan hukuman yang lebih dari pada sekedar pandangan yang memojokkan atau kata-kata celaan bahkan mungkin terpaksa menggunakan hukuman berupa pukulan; namun ini merupakan penyelesaian akhir, tidak diperlukan kecuali jika tidak ada cara lain.
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan hukuman berupa pukulan antara lain:


§  Tidak dipergunakan )rukuman ini kecuali jika tidak ada cara laIn lagi.


§  Pendidik tidak balehmemukul ketika dalam keadaan marah sekali, karena dikhawatirkan akan membahayakan anak.


§  Tidak memukul pads bagian-bagian yang menyakitkan, seperti: wajah, kepala dan dada.


§  Pukulan pada tahap-tahap pertama hukuman tidak keras dan tidak menyakitkan serta tidak boleh lebih dari tiga kali pukulan, kecuali bila terpaksa dan tidak melebihi sepuluh kali pukulan.


§  Tidak boleh dipukul anak yang berumur di bawah sepuluh tahun.


§  Jika  kesalahan anak baru pertama kali ia diberi kesempatan bertobat dan minta maaf atas perbuatannya. Juga dibuat supaya ada penengah yang kelihatannya mengusahakan pemaafan baginya setelah berjanji tidak mengulangi.


§  Hendaklah pendidik sendiri yangmemukul anak, tidak menyerahkannya kepada salah satu saudara atau temannya karena ini dapat menimbulkan kebarian dan kedengkiannya terhadap anak lain yang ikut menghukumnya.


§  Jika  anak   menginjak usia dewasa dan pendidik berpendapat bahwa sepuluh kali pukulan tidak cukupmembuat jera anak, maka pendidik boleh menambahnya.
 


7.     Berusaha mengekang anak secara berlebihan.
Yaitu tidak diberi kesempatan bermain bercanda dan bergerak ini bertentangan dengan tabiat anak dan bisa membahayakan kesehatannya, karena permainan penting bagi pertumbuhan anak dengan baik. "Permainan di tempat yang bebas dan luas termasuk faktor terpenting yang membantu pertumbuhan jasmani anak dan menjaga kesehatannya·"
Maka orangtua seyogianya tidak mencegah anak-anak yang sedang asyik bermain pasir ketika wisata ke tepi pantai atau di tengah padang pasir. Karena itu merupakan waktu bersenang-senang dan bermain, bukan waktu berdisiplin. Tidak ada waktu kebebasan bergerak bagi anak-anak kecuali dalam kesempatan wisata yang bebas seperti ini. Maka sekali-kali mereka harus dibiarkan.
 

Mendidik anak tidak percaya diri dan merendahkan pribadinya.
Sayang ini banyak tejadi di kalangan bapak-bapak; padahal ini berpengaruh jelek terhadap masa depan anak dan pandangannya pada kehidupan. Karena anak yang terdidik rendah pribadi dan tidak percaya diri akan tumbuh menjadi penakut lemah dan tidak mampu menghadapi beban dan tantangan hidup, bahkan setelah dawasa.
Karena itu, seyogianya kita mempersiapkan anak-anak kita untuk dapat mekksanakan tugas-tugas dien dan dunia. Dan hal ini tidak tercapai kecuali dengan mendidik mereka memiliki rasa percaya dan harga diri namun tidak sombong dan takabur; serta senantiasa mengupayakan agar anak dikenalkan kepada hal-hal yang bernilai tinggi dan dijauhkan dari hal-hal yang bernilai rendah.
Sebagai contoh:
Pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik terjadi kekeringan di daerah Badui maka berdatanganlah penduduk berbagai suku kepada Hisyam dan berkunjung kepadanya. Di antara mereka terdapat Dirwas bin Habib, usianya baru 14 tahun.
Mereka pun bertahan diri dan membuat Hisyam takut. Berkatalah Hisyam kepada penjaganya:
"Siapapun dibiarkan menghadap kepadaku, bahkan hingga anak-anak?". Dirwas menyadari bahwa dirinya yang dimaksud, maka iaberkata:"Ya Amirul Mu'minin! Sungguh kunjunganku tidak bemtaksud merendahkan baginda sedikitpun tapi untuk memberikan kehormatan bagiku. Dan orang-orang ini datang untuk suatu keperluan yang membuat mereka bertahan karenanya. Ucapan adalah pengungkapan dan diam adalah penyembunyian. Ucapan tidak dapat dikenal kecuali dengan diungkapkan·"  Merasa kagum dengan ucapannya lalu berkatalah Hisyam:
"Bagus, ungkapkanlah!"  Kata Dirwas: "Ya Amirul Mu'minin! Kami telah ditimpa tiga kali paceklik:
pertama,  mencairkan  lemak; kedua, memakan daging: dan ketiga, mengeluarkan sumsum tulang.
Sedang di tangan baginda ada kelebihan harta kekayaan. Jika itu milik Allah bagikanlah kepada hamba-hamba Allah yang berhak. Tetapi jika milik hamba-hamba Allah, maka kenapa baginda tahan?
Dan jika hak milik baginda maka sedekahkanlah kepada mereka, karena sesungguhnya Allah memberikan pahala kepada orang-orang yang bersedekah dan tidak melalaikan balasan orang-orang yang berbuat baik. Ketahuilah, Amirul Mu'minin!
Kedudukan pemimpin dari rakyat ibarat ruh pada jasad,  tidak  ada kehidupan bagi jasad kecuali dengannya." Kata Hisyam: "Anak ini tidak memberi sedikitpun alasan dalam salah satu dari ketiga hal tersebut." Kemudian ia perintahkan untuk membagikan kepada orang-orang Badui 100.000 dirham dan kepada Dirwas 100.000 dirham. Maka Dirwas berkata: "Ya AmirulMu'minin! Berikanlah sejumlah uang ini kembali kepada orang-orang Baduiku, karena aku tak mau jikap pemberian yang telah diperintahkan Amirul Mu'minin tadi tidak dapat memenuhi hajat mereka." Hisyam bertanya:
"Mengapa kamu tidak menyebutkan hajat pribadimu?" Jawabnya: "Aku tidak punya hajat selain hajat semua kaum Muslimin." Perhatikan rasa percaya anak muda ini pada dirinya dan keberaniannya dalam kebenaran.

PELAJARAN HIDUP


Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kau menangis  sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, memasakkan semua makananmu dengan kasih  sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang  mahal  dan indah.  Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai  balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. Sebagai  balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianomu.  Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah  berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam  renang hingga pesta ulang tahun.  Sebagai balasannya, kau melompat  keluar  mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke  bioskop.  Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV  khusus  orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu dia sampai di keluar rumah

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut,  karena sudah waktunya Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu  mode.

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama  sebulan liburan Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.

Saat kau berumur 15 tahun, pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai  balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.   Sebagai  balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli  kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting  Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA  Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan  mengantarmu  ke kampus pada hari pertama.

Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang  agar  kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian  ini?"  Sebagai balasannya, kau jawab, "Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu  urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus  untuk karirmu di masa depan.  Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus  perguruan tinggi Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke  Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furnitur untuk  rumah  barumu.  Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya  furnitur itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan  bertanya  tentang rencananya di masa depan.  Sebagai balasannya, kau  mengeluh, "Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu.   Sebagai  balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana  merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya, "Bu, sekarang jamannya  sudah  berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta  ulang tahun salah seorang kerabat.  Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada  waktu."

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan  perawatanmu.  Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif  orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang.  Dan tiba-tiba  kau  teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena 'mereka' datang  menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH  DARI YANG  PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI

Bila Aku Jatuh Cinta


Allahu Rabbi,
Aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga Membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta,
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-MU

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami, Berilah kami kesempatan
untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya aku jatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-MU dariku
Anugrahkanlah aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu